Kamis, 30 Maret 2017

Tidak Mungkin Mengalami Haid Tapi Hamil


Banyak wanita mengaku mendapatkan menstruasi meski sedang menjalani masa kehamilan. Pertanyaannya, bagaimana mungkin seorang wanita bisa haid tapi hamil?
Secara ilmiah, menstruasi saat hamil tidak mungkin terjadi. Memang ada sebagian ibu hamil yang mengeluhkan bahwa organ intim mereka mengeluarkan darah secara berkala selayaknya sedang mengalami haid. Namun sejatinya, pendarahan saat haid dan pendarahan yang terjadi saat hamil adalah dua kondisi yang berbeda.
Menurut pemahaman sederhana, proses menstruasi terjadi karena lapisan tebal nan kaya dengan kandungan darah yang dipersiapkan untuk sel telur dilepas oleh tubuh. Lapisan tebal tersebut biasa disebut dengan endometrium atau lapisan rahim.
Pelepasan sendiri dilakukan karena sel telur tidak mendapatkan pembuahan. Jika terjadi pembuahan atau dengan kata lain terjadi kehamilan, maka lapisan darah akan dipertahankan guna mendukung pertumbuhan janin.

Kenapa Bisa Mengeluarkan Darah Meski Hamil?

Mengeluarkan darah saat hamil merupakan kondisi yang umum menimpa para ibu hamil. Sekitar 2 dari 10 wanita dilaporkan pernah mengeluarkan darah dari vagina saat sedang hamil. Hal ini terutama terjadi saat trimester pertama masa kehamilan. Perdarahan vagina selama kehamilan memiliki banyak penyebab. Sebagian bisa berarti serius, namun banyak juga yang tidak perlu dikhawatirkan.
Seseorang yang mengira haid tapi hamil bisa jadi disebabkan oleh pendarahan implantasi. Hal ini biasanya terjadi sekitar 10-14 hari setelah terjadinya pembuahan. Umumnya keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan dan akan berhenti dengan sendirinya.
Selain itu, pada kehamilan trimester pertama, vagina yang mengeluarkan darah bisa disebabkan oleh keguguran atau hilangnya janin secara spontan sebelum usia lima bulan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah adanya masalah pada leher rahim ibu hamil, seperti infeksi atau peradangan.
Adanya dugaan penyebab haid tapi hamil pada trimester pertama lainnya adalah adanya kehamilan ektopik alias kehamilan di luar rahim. Ada juga dugaan akibat hamil anggur, yaitu adanya massa abnormal yang bukan janin, namun tumbuh di dalam rahim setelah adanya pembuahan.
Selain pada trimester pertama kehamilan, pendarahan di vagina yang bisa disangka sebagai haid tapi hamil, bisa juga terjadi pada trimester 2 atau trimester 3. Salah satu penyebab yang umum adalah adanya ektropion serviks. Kondisi tersebut dikaitkan dengan perubahan yang tidak berbahaya pada leher rahim. Bisa juga disebabkan oleh solusio plasenta, yaitu sebuah kondisi serius yang mana plasenta terlepas dari dinding rahim.
Problem plasenta lain yang bisa menyebabkan pendarahan sehingga disalahartikan sebagai haid adalah plasenta previa. Ini adalah kondisi terhalangnya seluruh atau sebagian jalur kelahiran bayi akibat plasenta terletak terlalu rendah dalam rahim.
Pada kondisi lain, darah yang keluar dari vagina dan sering disangka sebagai haid, ternyata adalah keguguran. Keguguran sendiri sangat jarang terjadi pada masa trimester ketiga kehamilan.
Pendarahan pada trimester 2 atau trimester 3 masa kehamilan dapat juga oleh karena tanda-tanda awal persalinan. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya lendir dari leher rahim yang bisa berupa gumpalan atau bercak darah.
Sebagaimana haid tapi hamil adalah suatu kondisi yang secara medis tidak mungkin terjadi, maka ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan. Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan vagina atau panggul, atau pemeriksaan USG untuk mengetahui penyebabnya.

0 komentar:

Posting Komentar